MENJADI DEWASA

3 min readMar 28, 2021
sumber: https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded_episode/4795724/4795724-1594720475027-1c65fe801c8f5.jpg

Apakah kalian pernah mendengar “menjadi dewasa itu ga enak”? yap itulah yang sedang menghantui pikiran gue akhir-akhir ini. Menjadi dewasa berarti bertanggungjawab atas diri sendiri. Lalu kenapa? Bukankah enak menjadi dewasa? Bebas dari aturan yang selama ini selalu menuntut diri. Itulah pikiran gue ketika kecil dulu, gue selalu ingin menjadi dewasa karna bisa merasa bebas, tidak perlu keteragantungan dengan orangtua, bisa menghasilkan uang sendiri dan banyak hal lainnya yang gue pikir enak. Tapi setelah beranjak dewasa, kok begini yah? Semua terasa berat. Mulai dari harus memilih memikirkan pendidikan atau karir terlebih dahulu, mengatur keuangan agar dapat bayar kosan tapi tetap bisa makan namun harus tetap bisa menabung, memikirkan soal percintaan yang terkadang menghantui pikiran, dan masih banyak kebingungan lainnya. Dewasa menuntut kita untuk bertanggungjawab sepenuhnya pada diri sendiri, apapun keputusan yang kita ambil saat ini akan berdampak pada kita di masa depan. Bagaimana tidak berat menjalani itu semua ditengah pemikiran yang terkadang belum dewasa, namun keadaan menuntut lo harus bijaksana dalam mengambil keputusan.

Gue tersadar, di umur orang yang dewasa belum tentu pikirannya sudah dewasa. Terkadang umur dan pemikiran tidak selalu jalan beriringan. Bukankah itu suatu masalah bagi orang dewasa? Bagaimana bisa mengambil keputusan yang bijak jika pola pikir yang dimiliki masih kekanak-kanakan? Lalu pertanyaan selanjutnya yang muncul dalam pikiran gue, bagaimana caranya agar pemikiran bisa menjadi dewasa? Sampai akhirnya gue mencoba metode “mengenal diri sendiri”

Bagaimana mungkin seseorang tidak mengenal dirinya sendiri? Sangat mungkin. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Banyak orang melakukan sesuatu bukan atas kehendak dirinya tapi berdasarkan apa kata orang, menurut gue itulah salah satu yang dapat membuat orang tidak mengenal dirinya sendiri. Di zaman yang serba digital ini, semua orang ingin terlihat baik di depan orang lain, yang tanpa disadari ia kehilangan jati dirinya untuk membuat orang lain bangga. Ya, orang lain yang bangga, lantas apakah diri sendiri bangga? Belum tentu.

Gue ambil contoh masalah pekerjaan. Seseorang selalu ingin berprofesi yang dipandang orang baik tanpa pernah bertanya pada dirinya sendiri “apakah gue suka pekerjaan ini?” mungkin awalnya suka, dan dia bisa beradaptasi. Tapi itu semua tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Seiring berjalannya waktu diri dia akan menyadari bahwa dia bosen dengan pekerjaannya dan akhirnya jika sudah tidak kuat akan memilih resign. Cobalah lo bertanya pada diri sendiri “ingin jadi apa ya gue?” bukan “bagusnya kerja apa yah?” bekerjalah sesuai passion lo agar lo menikmati pekerjaan itu dan tidak menganggap pekerjaan sebagai beban.

Selain masalah pekerjaan, ada banyak hal yang membuat dewasa itu tidak menyenangkan. Terlalu banyak tuntutan untuk diri kita yang terkesan semuanya mendadak. Padahal tidak seperti itu, hanya diri kita yang tidak mempersiapkan semuanya dari awal. Dengan kita mengenal diri kita sendiri, kita tahu apa yang kita inginkan dan akhirnya kita menjadi tahu apa yang harus kita lakukan. Menurut gue, mengenal diri sendiri merupakan salah satu metode yang membuat kita berpikir dewasa, karena dengan kita mengenal diri sendiri, kita akan memiliki tujuan yang jelas, sehingga kita bisa mempersiapkan “dewasa” dengan lebih tenang. Itu hanya salah satu metode, mungkin masih banyak metode lainnya yang belum gue tau. Jadi, kenali diri sendiri sehingga lo bisa mencintai diri sendiri. Berdamailah dengan dewasa, buatlah dewasa lo menjadi menyenangkan!

--

--

No responses yet